google-site-verification=SkGCPV09Sm10530AcS_1gAh0NCgunLJ0Cdn2x6bYlvo Langsung ke konten utama

Secarik Rindu Untuk Ayah

Ingin ku ungkapkan dalam secarik puisi, rindu yang tak tertahankan padamu ayah. Rindu yang mungkin tinggal hanya kerinduan. Ingin aku kabarkan padamu ayah, hasil panen padi dan singkong melimpah tahun ini. Ingin aku basuh peluhmu di kerut wajahmu dan kubuatkan kopi manis untukmu, ayah.
Aku seperti mimpi, ketika kabar duka itu datang melalui telephon pak RT di senja kala menjelang magrib waktu itu. “Dik, segera pulang, ayahmu mengalami kecelakaan, beliau sudah tidak ada”, begitu bunyi suara serak Pak RT di ujung telephon.
“Ah, tidak mungkin. Tidak mungkin secepat ini”, jeritku kalang kabut. Aku menangis sejadi-jadinya hingga teman-teman di kamar sebelah mengerubungiku. Hamid, teman sekampungku memeluk dan menepuk pundakku. “Aku turut berduka atas musibah ini, Tuhan telah menggariskan semuanya. Mari, kita bergegas pulang. Tabahkan hatimu”, bisikan Hamid membuatku sedikit berpikir jernih.
Pengurus asrama pondok mengantarkan kami pulang kampung. Sepanjang perjalanan, hatiku kalut, jiwaku remuk dan mataku tak henti-hentinya melinangkan air mata. Ayah, harapanku satu-satunya. Ia yang mengasuh hidupku sejak kecil pasca meninggalnya ibu saat melahirkanku di dunia. Beliau tetap setia hingga memutuskan tidak menikah lagi. Kini aku kehilangannya untuk selamanya. Secepat ini.

Tiba di rumah,  ku lihat bendera putih simbol lelayu teronggok lesu di depan rumah. Para tetangga, kerabat, dan sanak saudara yang sedari tadi menunggu kedatanganku langsung menoleh ke arah mobil kami. Begitu aku keluar dari mobil, pelukan paman Sartobi langsung menghampiriku.

“Kuatkan hatimu Nak. Masih ada Paman dan Bibimu di sini”, bisik paman. Aku terus melangkah cepat melewati beberapa pelayat yang memandangku dengan nelangsa. Begitu sampai ruang tamu, ku lihat sosok yang paling aku sayangi terbaring sepi. Dengan pilu, ku buka selubung yang menutupi wajahnya. Aku tidak kuat. Aku menangis disertai pening di kepalaku. Kemudian aku tak ingat apa-apalagi. Ya, benar. Aku pingsan.

***

Ayahku seorang pekerja keras. Sehari-hari, ia menjadi buruh tani di sawah Haji Dullah Kamari. Beliau juga beternak beberapa kambing sebagai pekerjaan sambilan. Jadi, ngarit adalah aktvitas rutin selain menggarap sawah.

Di mata tetangga dan warga kampung, ayahku adalah sosok yang dituakan. Maklum, ayah adalah tokoh agama dan imam mushola kecil di dukuh kami. Prinsip dan ajaran hidupnya soal agama tak bisa di tawar lagi. Mungkin karena sebab itu, setelah lulus sekolah dasar aku dikirimkan ke pondok pesantren.

Masih sangat hinggap dalam ingatan. Ketika ayah membangunkanku di pagi saat adzan shubuh berkumandang. Beliau yang menuntunku penuh kasih menuju pancuran bambu untuk berwudhu dan  melaksanakan shalat jama’ah di mushola tua dukuh kami.

Setelah itu, biasanya beliau menyuruhku belajar atau menggarap PR. Sementara ia sibuk di dapur menyiapkan sarapan sederhana sebelum aku berangkat sekolah. Dan yang tidak pernah terlupakan adalah nasehat beliau yang sering diulang-ulang “kamu harus jadi orang baik dan manfangat, nak. sekolah yang rajin”.

Sebuah petuah sederhana namun dalam akan makna. Dulu ayah juga pernah mengisi kultum di mushola yang mengajarkan tentang jenis-jenis manusia yang jumlahnya ada tiga. Pertama, adalah jenis manusia makruh. Yaitu manusia yang kehadiranya tidak memberikan apa-apa pada kehidupan. Ia adalah manusia pada umumnya, ada dan tidaknya ia tidak begitu penting bagi sejarah.

Jenis kedua adalah manusia haram. Ia yang kehadirannya di dunia justru menjadi bencana bagi sesama. Adalah manusia-manusia yang suka merugikan orang lain, bertindak kekerasan, membunuh, para pencoleng, bandit, koruptor dan para benalu hidup lainya.

Jenis manusia ketiga adalah manusia wajib. Dimana kehadiranya sangat bermanfaat bagi kehidupan sesama. Ia yang tanpa nir pamrih mengajarkan ilmunya. Manusia yang banyak memberi daripada penerima, para abdi negara, pahlawan dan juga lentera teladan kehidupan.

Contoh manusia wajib adalah kuli bangunan. Ia yang rela menghidupi keluarganya dengan nafkah yang halalan thayiban. Kehidupanya adalah pahlawan bagi keluarganya. Juga tukang ngarit seperti ayahku. Ia yang tetap setia dalam keterbatasan demi kasih sayang pada sang putra tunggal.
***

Malam ini, ku ingat kembali semua kisah dan kenangan bersama ayah. Sosok teladan hidupku. Kupandangi foto hitam putih yang sudah buram sebagai satu-satunya kenangan. Maafkan aku ayah, aku belum menjadi manusia baik dan bermanfaat seperti pesan ayah.

Dalam kesenduan dan kerinduan, ingin aku nyanyikan lagu titip rindu buat ayah karya Ebiet G. Ade :

Dimatamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat dikeningmu
Kau nampak tua dan lelah keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah...
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin syarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk..
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia
Ayah.. dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban

Ya, benar sekali. Anakmu kini banyak menanggung beban.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eror Code Pada AC Inverter Panasonic

Berikut eror kode pada Ac Inverter Panasonic H11> Komunikasi Kegagalan (Wiring rusak atau masalah dengan ID untuk OD komunikasi) H12> ID / OD Kompatibilitas Masalah (Lebih dari atau bawah sistem multi-diindeks) H14> Indoor Air Sensor rusak (Sensor Terputus, rusak atau Kontak Kotor) H15> Kompresor Sensor rusak (Sensor Terputus, rusak atau Kontak Kotor) H16> Current Transformer Masalah (Power Transistor Modul atau terbuka PCB Gas Sangat Rendah rusak.) H19> Penggemar Motor Indoor Terkunci (Fan Motor Indoor PCB Kegagalan) H21> Lampung Beralih Dioperasikan (Periksa Drainase) H23> Pipa Sensor Indoor rusak (Sensor Terputus, rusak atau Kontak Kotor) H27> Terbuka Air Sensor rusak (Sensor Terputus, rusak atau Kontak Kotor) H28> Terbuka Pipa Sensor rusak (Sensor Terputus, rusak atau Kontak Kotor) H30> terbuka Discharge Sensor 1 rusak (Sensor Terputus, rusak atau Kontak Kotor) H32> Terbuka Discharge Sensor 2 rusak (Sensor Terputus, rus...

ALLAHU ALLAH (QOD KAFANI) - AL HUBBI PEMALANG LIVE GROBOG WETAN

Cara Riset Controller SDG-800 series pada GENSET MAN 250KVA

GENSET MAN 250KVA Dua hal pertama yang benar-benar harus diperhatikan dalam pengoperasian mesin tersebut (mengapa??? Jangan bertanya kepada saya!!!) adalah sebagai berikut :  1.  Selama pengoperasian mesin tersebut, jangan sekali-kali mesin sampai kehabisan solar. Akibatnya, controller akan terus memberikan perintah buka-an solar semakin besar. Pada waktu start berikutnya, ada kemungkinan terjadi mesin akan overspeed. Meskipun diulangi start berturut-turut. Cara untuk menormalkannya, adalah dengan me-reset controller SDG. Lihat butir C.  2.  Sebaiknya setelah 1.5 tahun, ganti batere aki dengan yang baru secara berkala. Ini untuk mencegah agar controller SDG tidak mengalami perobahan data parameternya. Atau menjaga agar kondisi aki selalu prima, untuk menjalankan mesin. Perhatian!!! Jangan sekali-kali mencoba menjalankan mesin menggunakan aki yang soak, sehingga controller SDG tidak mendapatkan tegangan yang cukup ( < 18V). Akibatnya controller ...